MRI (Magnetic Resonance Imaging) ialah gambaran potongan cara singkat badan yang diambil dengan menggunakan daya magnet yang kuat mengelilingi anggota badan tersebut. Berbeda dengan "CT scan", MRI tidak memberikan rasa sakit akibat radiasi karena tidak digunakannya sinar-X dalam proses tersebut.
Magnetic Resonance Imaging (MRI) merupakan suatu teknik yang digunakan untuk menghasilkan gambar organ dalam pada organisme hidup dan juga untuk menemukan jumlah kandungan air dalam struktur geologi. Biasa digunakan untuk menggambarkan secara patologi atau perubahan fisiologi otot hidup dan juga memperkirakan ketelusan batu kepada hidrokarbon. Membayangkan kepentingan asas dan aplikasi MRI dalam bidang obat-obatan, Paul Lauterbur dan Sir Peter Mansfield dianugerahi Hadiah Nobel pada 2003 dalam Fisiologi atau Kedokteran untuk penemuan mereka atas MRI.
2.1.2 Tipe dan kekuatan magnet MRI (Magnetic Resonance Imaging)
MRI (Magnetic Resonance Imaging) bila ditinjau dari tipenya terdiri dari :
a. MRI yang memiliki kerangka terbuka (open gantry) dengan ruang yang luas dan,
b. MRI yang memiliki kerangka (gantry) biasa yang berlorong sempit.
MRI (Magnetic Resonance Imaging) bila ditinjau dari kekuatan magnetnya terdiri dari ;
a. MRI Tesla tinggi ( High Field Tesla ) memiliki kekuatan di atas 1 – 1,5 T ;
b. MRI Tesla sedang (Medium Field Tesla) memiliki kekuatan 0,5 – T ;
c. MRI Tesla rendah (Low Field Tesla) memiliki kekuatan di bawah 0,5 T.
Sebaiknya suatu rumah sakit memilih MRI yang memiliki tesla tinggi karena alat tersebut dapat digunakan untuk tehnik Fast Scan yaitu suatu tehnik yang memungkinkan 1 gambar irisan penampang dibuat dalam hitungan detik, sehingga kita dapat membuat banyak irisan penampang yang bervariasi dalam waktu yang sangat singkat. Dengan banyaknya variasi gambar membuat suatu lesi menjadi menjadi lebih spesifik.
Gambar 1.2 MRI Machine
2.1.3 Prinsip Dasar MRI (Magnetic Resonance Imaging)
Struktur atom hidrogen dalam tubuh manusia saat diluar
Sewaktu radio frequensi dihentikan maka atom H akan sejajar kembali dengan arah medan magnet . Pada saat kembali inilah, atom H akan memancarkan energi yang dimilikinya. Kemudian energi yang berupa sinyal tersebut dideteksi dengan detektor yang khusus dan diper-kuat. Selanjutnya komputer akan mengolah dan merekonstruksi citra berdasarkan sinyal yang diperoleh dari berbagai irisan.
2.1.4 Cara Kerja MRI (Magnetic Resonance Imaging)
- Pertama, putaran nukleus atom molekul otot diselarikan dengan menggunakan medan magnet yang berkekuatan tinggi.
- Kemudian, denyutan/pulsa frekuensi dikenakan pada tingkat menegak kepada garis medan magnet agar sebagian nuklei hidrogen bertukar arah.
- Selepas itu, frekuensi radio akan dimatikan menyebabkan nuklei berganti pada konfigurasi awal. Ketika ini terjadi, tenaga frekuensi radio dibebaskan yang dapat ditemukan oleh gegelung yang mengelilingi pasien.
- Sinyal ini dicatat dan data yang dihasilkan diproses oleh komputer untuk menghasilkan gambar otot.
Dengan ini, ciri-ciri anatomi yang jelas dapat dihasilkan. Pada pengobatan, MRI digunakan untuk membedakan otot patologi seperti tumur otak dibandingkan otot normal.
Teknik ini bergantung kepada ciri tenang nuklei hidrogen yang dirangsang menggunakan magnet dalam air. Bahan contoh ditunjukkan seketika pada tenaga radio frekuensi, yang dengan kehadiran medan megnet, membuatkan nuklei dalam keadaan bertenaga tinggi. Ketika molekul kembali menurun kepada normal, tenaga akan dibebaskan ke sekitarnya, melalui proses yang dikenal sebagai relaksasi. Molekul bebas menurun pada ambang normal, tenang lebih pantas. Perbedaan antara kadar tenang merupakan asas gambar MRI--sebagai contoh, molekul air dalam darah bebas untuk tenang lebih pantas, dengan itu, tenang pada kadar berbeda berbanding molekul air dalam otot lain.
2.2 Kelebihan MRI (Magnetic Resonance Imaging) dibanding dengan CT Scan
Salah satu kelebihan MRI (Magnetic Resonance Imaging) adalah, menurut pengetahuan pengobatan masa kini, tidak berbahaya kepada orang yang sakit. Berbanding dengan CT scans "computed axial tomography" yang menggunakan aksial tomografi berkomputer yang melibatkan dos radiasi mengion, MRI hanya menggunakan
1. MRI lebih unggul untuk mendeteksi beberapa kelainan pada jaringan lunak seperti otak, sumsum tulang serta muskuloskeletal.
2. Mampu memberi gambaran detail anatomi dengan lebih jelas.
3. Mampu melakukan pemeriksaan fungsional seperti pemeriksaan difusi, perfusi dan spektroskopi yang tidak dapat dilakukan dengan CT Scan.
4. Mampu membuat gambaran potongan melintang, tegak, dan miring tanpa merubah posisi pasien.
5. MRI tidak menggunakan radiasi pengion
Gambar 2.2 kneed Gambar 3.2 brain
2.3 Resiko dari MRI (Magnetic Resonance Imaging)
MRI (Magnetic Resonance Imaging) adalah teknik radiologi yang tidak menimbulkan sakit, kerusakan jaringan dan sebagainya. Bahkan memiliki keuntungan menghindari x-ray paparan radiasi. There are no known side effects of an MRI scan. Tidak ada efek samping dikenal dari MRI (Magnetic Resonance Imaging). The benefits of an MRI scan relate to its precise accuracy in detecting structural abnormalities of the body. Manfaat dari MRI (Magnetic Resonance Imaging) berhubungan dengan akurasi yang tepat dalam mendeteksi kelainan struktur tubuh.
Pasien yang punya bahan logam dalam tubuh harus memberitahu dokter mereka sebelum pemeriksaan atau beritahukan staf MRI. Metallic chips, materials, surgical clips, or foreign material (artificial joints, metallic bone plates, or prosthetic devices, etc.) can significantly distort the images obtained by the MRI scanner. chip logam, bahan, klip bedah, atau materi asing (sendi buatan, tulang piring logam, atau perangkat buatan, dll) secara signifikan dapat mendistorsi gambar yang diperoleh oleh pemindai MRI. Patients who have heart pacemakers , metal implants, or metal chips or clips in or around the eyeballs cannot be scanned with an MRI because of the risk that the magnet may move the metal in these areas. Pasien yang memiliki alat pacu jantung hati , implan logam, atau chip logam atau klip dalam atau di sekitar bola mata tidak dapat dipindai dengan MRI karena risiko bahwa magnet dapat bergerak logam di daerah-daerah. Similarly, patients with artificial heart valves, metallic ear implants, bullet fragments, and chemotherapy or insulin pumps should not have MRI scanning. Demikian pula, pasien dengan katup jantung buatan, implan telinga metalik, peluru fragmen, dan kemoterapi atau pompa insulin seharusnya tidak MRI scan.
During the MRI scan, patient lies in a closed area inside the magnetic tube. Selama MRI scan, pasien terletak di area tertutup di dalam tabung magnetik. Some patients can experience a claustrophobic sensation during the procedure. Beberapa pasien dapat mengalami sensasi klaustrofobia selama prosedur. Therefore, patients with any history of claustrophobia should relate this to the practitioner who is requesting the test, as well as the radiology staff. Oleh karena itu, pasien dengan sejarah klaustrofobia harus berhubungan ini untuk para praktisi yang meminta tes, serta staf radiologi. A mild sedative can be given prior to the MRI scan to help alleviate this feeling. It is customary that the MRI staff will be nearby during MRI scan. Furthermore, there is usually a means of communication with the staff (such as a buzzer held by the patient) which can be used for contact if the patient cannot tolerate the scan. Sebuah obat penenang ringan dapat diberikan sebelum MRI scan untuk membantu meringankan perasaan ini.. Ini adalah adat yang MRI staf akan dekatnya selama MRI scan Selain itu, biasanya ada sarana komunikasi dengan staf (seperti bel yang diselenggarakan oleh pasien) yang dapat digunakan untuk kontak jika pasien tidak dapat mentolerir scan.
2.4 Penatalaksanaan Pasien dan Tehnik Pemeriksaan
2.4.1 Penatalaksanaan Pasien
Pada pemeriksaan MRI perlu diperhatikan bahwa alat-alat seperti tabung oksigen, alat resusistasi, kursi roda, dll yang bersifat feromagnetik tidak boleh dibawa ke ruang MRI. Tidak ada persiapan khusus untuk pemeriksaan MRI. Hanya saja pasien akan diminta untuk melepaskan beberapa benda-benda logam seperti :
· dompet, kartu kredit, dam kartu-kartu lainnya
· peralatan elektronik seperti telepon genggam
· alat bantu pendengaran (hearing-aid)
· perhiasan atau jam tangan
· bolpen, klip kertas, kunci, dan koin
· ikat rambut ,bulu mata palsu
· baju yang memiliki kancing logam / resleting logam
· sepatu, sabuk, pin, dsb.
Screening dan pemberian informasi kepada pasien dilakukan dengan cara mewawancarai pasien, untuk mengetahui apakah ada sesuatu yang membahayakan pasien bila dilakukan pemeriksaan MRI, misalnya: pasien menggunakan alat pacu jantung, logam dalam tubuh pasien seperti IUD, sendi palsu, neurostimulator, dan klip anurisma serebral, dan lain-lain Transfer pasien menuju ruangan MRI, khususnya pasien yang tidak dapat berjalan (non ambulatory) lebih kompleks dibandingkan peme-riksaan imaging lainnya.
Hal ini karena medan magnet pesawat MRI selalu dalam keadaan “on” sehingga setiap saat dapat terjadi resiko kecelakaan, dimana benda-benda feromagnetik dapat tertarik dan kemungkinan mengenai pasien atau personil lainnya. Salah satu upaya untuk mengatasi hal tersebut, meja pemeriksaan MRI dibuat mobile, dengan tujuan : pasien dapat dipindahkan ke meja MRI di luar ruang pemeriksaan dan dapat segera dibawa ke luar ruangan MRI bila terjadi hal-hal emergensi. Selain itu meja cadangan pemeriksaan perlu disediakan, agar dapat mempercepat penanganan pasien berikutnya sebelum pemeriksaan pasien sebelumnya selesai. Upaya untuk kenyamanan pasien diberikan, antara lain dengan penggunaan Earplugs bagi pasien untuk mengurangi kebisingan, penggunaan penyangga lutut / tungkai , pemberian selimut bagi pasien, pemberian tutup kepala .
2.4.2 Tehnik Pemeriksaan
Untuk persiapan pelaksanaan pemeriksaan perlu dilakukan beberapa hal berikut;
5 Persiapan console yaitu :
1. Memprogram identitas pasien seperti nama, usia dan lain-lain,
2. Mengatur posisi idur pasien sesuai dengan obyek yang akan diperiksa.
3. Memilih jenis koil yang akan digunakan untuk pemeriksaan, misalnya untuk pemeriksaan kepala digunakan Head coil, untuk pemeriksaan tangan, kaki dan tulang belakang digunakan Surface coil.
4. Memilih parameter yang tepat, misalnya untuk citra anatomi dipilih parameter yang Repetition Time dan Echo Time pendek, sehingga pencitraan jaringan dengan konsentrasi hidrogen tinggi akan berwarna hitam. Untuk citra pathologis dipilih parameter yang Repetition Time dan Echo Time panjang, sehingga misalnya untuk gambaran cairan serebro spinalis dengan konsentrasi hidrogen tinggi akan tampak berwarna putih. Untuk kontras citra antara, dipilih parameter yang time repetition panjang dan time echo pendek sehingga gambaran jaringan dengan konsentrasi hidrogen tinggi akan tampak berwarna abu-abu.
5. Untuk mendapatkan hasil gambar yang optimal,perlu penentuan center magnet (land marking patient) sehingga coil dan bagian tubuh yang diamati harus sedekat mungkin ke center magnet, misalnya pemeriksaan MRI kepala, pusat magnet pada hidung.
Untuk menentukan bagian tubuh dibuat Scan Scout (panduan pengamatan), dengan parameter, ketebalan irisan dan jarak antar irisan serta format gambaran tertentu. Ini merupakan gambaran 3 dimensi dari sejumlah sinar yang telah diserap. Setelah tergambar scan scout pada TV monitor, maka dibuat pengamatan- peng-amatan berikutnya sesuai dengan kebutuhan. Pemeriksaan MRI yang menggunakan kontras media, hanya pada kasus-kasus tertentu saja. Salah satu kontras media untuk pemeriksaan MRI adalah Gadolinium DTPA yang disuntikan intra vena dengan dosis 0,0 ml / kg berat badan.
2.5 Aplikasi Klinik Pemeriksaan M R I (Magnetic Resonance Imaging)
Pemeriksaan MRI bertujuan mengetahui karakteristik morpologik (lokasi, ukuran, bentuk, perluasan dan lain lain dari keadaan patologis. Tujuan tersebut dapat diperoleh dengan menilai salah satu atau kombinasi gambar penampang tubuh akial, sagittal, koronal atau oblik tergantung pada letak organ dan kemungkinan patologinya. Adapun jenis pemeriksaan MRI sesuai dengan organ yang akan dilihat, misalnya :
- Pemeriksaan kepala untuk melihat kelainan pada : kelenjar pituitary, lobang telinga dalam , rongga mata , sinus ;
- Pemeriksaan otak untuk mendeteksi : stroke / infark, gambaran fungsi otak, pendarahan, infeksi; tumor, kelainan bawaan, kelainan pembuluh darah seperti aneurisma, angioma, proses degenerasi, atrofi;
- Pemeriksaan tulang belakang untuk melihat proses Degenerasi (HNP), tumor, infeksi, trauma, kelainan bawaan.
- Pemeriksaan Musculoskeletal untuk organ : lutut, bahu, siku, pergelangan tangan, pergelangan kaki, untuk mendeteksi robekan tulang rawan, tendon, ligamen, tumor, infeksi/abses dan lain lain ;
- Pemeriksaan Abdomen untuk melihat hati, ginjal, kantong dan saluran empedu, pakreas, limpa, organ ginekologis, prostat, buli-buli,
- Pemeriksaan Thorax untuk melihat : paru –paru, jantung.
PUSTAKA
http://www.medicinenet.com/script/
Notosiswoyo, Mulyono dan Suswati, Susy.2004.Pemanfaatan MRI sebagai sarana diagnosa pasien.jakarta:Media litbang kesehatan
http://id.wikipedia.org/wiki/Pencitraan_resonansi_magnetik
http://customercaremedistra.com